BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Bioinformatika (bahasa Inggris: bioinformatics) adalah (ilmu
yang mempelajari) penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan
menganalisis informasi biologis. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika,
statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah biologis, terutama
dengan menggunakan sekuens
DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama
bidang ini meliputi basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens
(sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur
protein maupun struktur sekunder RNA, analisis filogenetik, dan analisis
ekspresi gen.
Namun meskipun amat penting fungsinya, peran bioinformatika kurang
nampak di Indonesia saat ini, terbukti dari jarangnya universitas yang
menawarkan tawaran study magister untuk jurusan ini. Berbeda dengan kondisi di
eropa yang banyak menawarkan program study magister dengan jurasan m.sc
bioinformatika.
BAB 2
LANDASAN
TEORI
2.1 Bioinformatika
Bioinformatika adalah (ilmu yang mempelajari) penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis. Bidang ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam amino serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini meliputi basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens (sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein maupun struktur sekunder RNA, analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen.
2.2 Sejarah
Istilah bioinformatics mulai dikemukakan pada pertengahan era 1980-an untuk mengacu pada penerapan komputer dalam biologi. Namun demikian, penerapan bidang-bidang dalam bioinformatika (seperti pembuatan basis data dan pengembangan algoritma untuk analisis sekuens biologis) sudah dilakukan sejak tahun 1960-an.
Kemajuan
teknik biologi molekular dalam mengungkap sekuens biologis dari protein (sejak
awal 1950-an) dan asam nukleat (sejak 1960-an) mengawali perkembangan basis
data dan teknik analisis sekuens biologis. Basis data sekuens protein mulai
dikembangkan pada tahun 1960-an di Amerika Serikat, sementara basis data
sekuens DNA dikembangkan pada akhir 1970-an di Amerika Serikat dan Jerman (pada
European Molecular Biology Laboratory, Laboratorium Biologi Molekular Eropa).
Penemuan teknik sekuensing DNA yang lebih cepat pada pertengahan 1970-an
menjadi landasan terjadinya ledakan jumlah sekuens DNA yang berhasil
diungkapkan pada 1980-an dan 1990-an, menjadi salah satu pembuka jalan bagi
proyek-proyek pengungkapan genom, meningkatkan kebutuhan akan pengelolaan dan
analisis sekuens, dan pada akhirnya menyebabkan lahirnya bioinformatika.
Perkembangan
Internet juga mendukung berkembangnya bioinformatika. Basis data bioinformatika
yang terhubung melalui Internet memudahkan ilmuwan mengumpulkan hasil
sekuensing ke dalam basis data tersebut maupun memperoleh sekuens biologis
sebagai bahan analisis. Selain itu, penyebaran program-program aplikasi bioinformatika
melalui Internet memudahkan ilmuwan mengakses program-program tersebut dan
kemudian memudahkan pengembangannya.
BAB 3
ANALISA
3.1 Analisa
Saat ini baik mata ajaran bioinformatika maupun mata ajaran dengan
muatan bioinformatika sudah diajarkan di beberapa perguruan tinggi di
Indonesia. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB menawarkan mata kuliah
Pengantar Bioinformatika untuk Program Sarjana dan mata kuliah Bioinformatika
untuk Program Pascasarjana. Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya,
Jakarta menawarkan mata kuliah Pengantar Bioinformatika. Sementara itu, mata
kuliah Bioinformatika diajarkan pada Program Pascasarjana Kimia Fakultas MIPA
UI. Dalam kurikulum Program S3 Bioteknologi UGM terdapat mata kuliah Proteomik
dan Bioinformatika. Demikian pula, materi bioinformatika termasuk di dalam
silabus beberapa mata kuliah baik untuk program sarjana maupun pascasarjana
biokimia, biologi, dan bioteknologi di IPB. Selain itu, riset-riset yang
mengarah kepada bioinformatika juga telah dilaksanakan oleh mahasiswa Program
S1 Ilmu Komputer dan Program Pascasarjana Biologi serta Bioteknologi IPB.
Indonesia
memiliki SDM yang mumpuni dalam bidang IT. Hal tersebut tidak dapat diingkari,
sebab kita telah berulang kali menang dalam kompetisi internasional IT. Hanya
saja, dalam konteks riset, kita memerlukan pendidikan yang berkesinambungan
agar SDM tersebut dapat diarahkan demi kepentingan ristek.
Ristek
seyogyanya bekerja sama dengan perguruan tinggi, dalam rangka mendidik pakar IT
yang berfokus dalam riset bioinformatika. Salah satu bentuknya bisa membentuk
suatu prodi atau pusat kajian baru. Sehingga, lulusan dari prodi tersebut dapat
langsung digunakan oleh Ristek untuk riset pangan, energi dan air.
Di
satu sisi, penguasaan informasi menunjukkan kekuatan suatu bangsa. Human Genome
Project, yang diinisiasi oleh Amerika Serikat, telah diikuti oleh Jepang dan
Uni Eropa. Jika kita ingin memiliki riset tingkat dunia dalam bidang pangan,
energi, dan air, maka seyogyanya kita lebih fokus pada pembangunan database
keanekaragaman hayati Indonesia.
Meskipun
masih kajian yang masih baru, Indonesia seharusnya berperan aktif dalam
mengembangkan Bioinformatika ini. Paling tidak, sebagai tempat tinggal lebih
dari 300 suku bangsa yang berbeda akan menjadi sumber genom, karena besarnya
variasi genetiknya. Belum lagi variasi species flora maupun fauna yang
berlimpah. Memang ada sejumlah pakar yang telah mengikuti perkembangan
Bioinformatika ini, misalnya para peneliti dalam Lembaga Biologi Molekul
Eijkman. Mereka cukup berperan aktif dalam memanfaatkan kajian Bioinformatika.
Bahkan, lembaga ini telah memberikan beberapa sumbangan cukup berarti, antara
lain:
Sumber :
0 komentar :
Posting Komentar