bab 1. Zaman edan

Zaman edan!

Gue Franky, mungkin gue adalah setan paling apes di dunia. Gimana ngga? Gue yang tampan dan asli USA ini, harus tinggal sekos dengan setan-setan katro asli Indonesia  seperti Bejo  si grandong, Umar si tuyul, dan Kurt si pocong. Lihat aja, dilihat dari mana pun, jelas-jelas mereka beda spesies sama gue. Belum lagi tiap bulan gue harus bayar kosan ke Ibu kos yang sama pribuminya dengan teman-teman gue tadi. Tante Tina, kunti pohon jambu yang genit, untung dia masih mau gue kasih dolar Amerika buat bayar kosan, jadi gue nggak perlu cape-cape nukerin duit ke bank.

Dari ketiga temen sekos gue, gue paling ngeklop sama Kurt. Setidak-tidaknya selera musiknya lumayanlah. Ya, meskipun lagunya itu kontras banget sama tampangnya, pocong kok nyanyi lagu Barat? Seharusnya pocong tu nyanyinya lagu keroncong, itu baru ngepas. #hihihi. Tapi ngga papa, setidaknya dari segi selera musik, gue sama dia cocok.

Satu lagi teman gue yang ngga waras #emang ada yang waras? Bejo si grandong. Dari namanya aja udah sangar, belum lagi mukanya, badannya yang gede, suaranya yang menakutkan, pokoknya semua yang ada pada dirinya benar-benar setan bangetz dah. Tapi ada satu hal yang ngga banget pada diri Bejo, masa grandong yang mukanya terkenal paling sangar, penakut! Bisa menurunkan derajat makhluk ghaib tu!

Bukan hanya itu aja, di kosan ini gue juga punya temen yang masih dari kalangan setan, yang hapal 30 jus Al-Quran. Dodol!  Aneh, tapi gue ngga bohong, namanya Umar si tuyul. Gila… dari namanya aja udah kelihatan alim-alim gitu, ya ngga? Mungkin dia keturunan tuyul yang dulu berguru sama  Nabi Sulaiman kali, ya?

Eh… tunggu dulu, emang disitu ada tuyul? Bukannya yang ada di situ mumi dan sejenisnya? Kalaupun ada, kenapa juga keturunannya bisa nyasar ke Indonesia kaya si Umar ini? Ah, bodo amat, toh gue sendiri yang asal Amrik ada di sini! Mungkin si Umar pernah dapat beasiswa ke mesir untuk memperdalam Agama pada mumi-mumi yang semasa hidupnya jadi Syeikh di sana, kali!!

Itu baru temen-temen gue satu kos, belum lagi Ibu kosnya. Ibu kos gue, Tante Tina, adalah setan kunti pohon jambu. Ini setan benar-benar ngga tau jati diri, udah tau dilahirin sebagai setan, tapi hobinya malah godain cowok manusia. Ya jelas ngga ada yang nyangkut, Tante Tina baru ngelambai-lambai aja, tu orang langsung kebirit, hihihi…

Ada dua hal aneh yang dapat gue lihat dari Tante Tina. Pertama, banyak setan-setan perjaka yang melamarnya, tapi tidak satu pun yang menarik hatinya, ia malah lebih tertarik pada manusia yang jelas-jelas beda dunia dengannya. Yang kedua, ngga tau kenapa, tapi Tante Tina ngga pernah tidur dalam kos, padahal ada dua kamar kosong di sini, tapi dia malah milih tidur di atas pohon jambu di depan gedung kos-kosan. “Biar ngga menyalahi kodrat.” Katanya.  Setelah mengetahui semua hal tersebut, gue yakin lo sependapat sama gue kalau gue adalah setan paling apes sedunia, soalnya gue ngga punya temen bergaul yang waras  #gimana pengen punya temen bergaul yang waras kalau lo sendiri sinting kaya’ gitu?

Huh… ternyata zaman benar-benar udah edan, ya? Bukan hanya setan yang edan, zaman sekarang manusia juga bisa edan. Dan akhir-akhir ini gue sedang dekat-dekatnya sama salah satu manusia yang menurut gue paling edan di dunia. Namanya Ansor. #sialan, gue di bilang edan, ergh…liat nanti! Masa gue pernah di suruh ngisep darahnya, edan ngga tuh? Masa ada manusia yang minta darahnya di hisap sama fampir.

Begini ceritanya; pada suatu malam yang cerah, gue baru bangun dari tidur siang #hihi, fampir kok tidur siang? Kaya’ adek gue.    $ bego, jadi mau lo dia tidurnya malem-malem, kapan dia nyari makannya? dan bergegas untuk mencari mangsa.  Gue telusuri setiap sudut kota, pandangan gue berhenti pada sebuah rumah yang salah satu lampu kamarnya masih menyala.

Gue penasaran, malam-malam begini siapa yang belum tidur ya? Gue dekati rumah tersebut dan mengintip kamar yang lampunya masih menyala itu. Dan, oh no… ada seorang anak manusia yang sedang bermunajat pada Allah. Tidak… jangan sampai dia baca Yasin, bisa mati gue. Gue tutup telinga gue rapat-rapat, tapi suara sayup-sayup yang terdengar di kuping gue bukanlah bacaan Yasin ataupun Al-Fatiha, melainkan permintaan polos seorang bocah pada tuhannya. Gue coba untuk mendengar permintaan apa yang sedang dimohon oleh bocah ABG ini. Minta pacar kah…? Hmm…

“Ya Allah, kalau lah benar engkau telah menciptakan makhluk semacam fampir, maka izinkanlah hambamu ini untuk dapat bertemu dengannya. Hamba ingin sekali melihatnya menghisap darah di depan mata kepala hamba sendiri. Kalaulah perlu, hamba ikhlas memberikan tangan hamba untuk di hisap olehnya…”

Bushet! Kagak salah dengar gue? Ni anak udah bosen hidup atau frustasi karna di putusin pacar sih? Atau jangan-jangan dia cuma mau nyari sensasi biar bisa jadi artis. #yee.. fampir gelo! Apa hubungannya? Kata lo gue lagi kesting? Atau… hehe, ngerti gue sekarang. Jadi dia itu lagi ngejek gue? Dia ngga pernah lihat fampir rupanya, makanya dia berdoa seperti itu dengan tujuan nantangin gue. Hehehe… liat aja nanti anak sombong, lo akan menerima balasannya. Allah maha pengabul doa. Lo minta pengen ketemu fampir, maka Allah akan mengabulkannya. Lo jual, gue beli!

Maka mulai hari itu gue mulai bertekat untuk menemuinya suatu hari nanti. Mungkin dia bisa berbual ria saat itu, sebab dia ngga ngeliat gue. Tapi pada saat nanti gue ketemu sama dia, gue akan benar-benar menghisap darahnya hingga tidak ada yang tersisa.

Maka pada suatu malam, saat gue ngga ngelihat satu orang pun yang tengah berjalan sendirian untuk gue hisap darahnya. Gue lihat anak itu berjalan sendirian di tengah kelamnya malam. Kebetulan, gue harus ngebuat dia benar-benar nyesel karna pernah berdoa ingin ketemu gue.

Gue berpikir sejenak untuk menentukan bagaimana cara ngasih surprise sama anak itu agar dia benar-benar ngerasa ketakutan setengah mati. Segala macam cara melintas dalam benak gue. Mulai dari berpura-pura jadi manusia biasa lalu membuka kedok secara perlahan, hingga langsung menggigit lehernya dari belakang.

Tapi tiba-tiba gue ingat sebuah gaya yang kerenz abis. Gue akan membiarkan dia berjalan dengan santai, sedangkan gue berdiri agak jauh darinya hingga dia hanya dapat menangkap sosok tubuh gue tanpa dia tahu kalau gue ini fampir. Lalu saat ia kebingungan menebak siapa yang ada di depannya, gue akan berjalan perlahan dan membiarkan jubah hitam gue berkibaran di tiup angin malam, so sweet…

Dia pasti akan kaget bukan main dan akan mundur perlahan sambil memelas belas kasihan gue. Tapi gue ngga akan kasih ampun, gue akan cabik-cabik lehernya, gue putusin urat nadinya, gue cabut jantungnya, gue remuk-remuk tulangnya #gilee.. serem benerr… hingga darahnya akan membasuh muka gue.  Keren kan? Tapi gue pengen ngaku, teknik kaya’ gitu gue dapat dari film Holiwood yang gue nonton di bioskop hihihi…

Dan gue pun memulai misi gue. “Siapa di situ?” Tanya anak itu waktu menangkap sosok gue yang masih samar. Maka dengan anggunnya gue berjalan perlahan mendekatinya, angin malam bertiup ke arah gue dan membuat jubah hitam gue berkibar-kibar. Sukses, sesuai dengan skenario!

Tapi apa yang terjadi? Mukanya sama sekali tidak memperlihatkan ekspresi seseorang yang tengah ketakutan. Mukanya justru mirip dengan ekspresi orang yang baru ketemu dengan kekasihnya yang telah lama menghilang. Ups… kaya’nya gue ngencium aroma ngga baek ni.

Dan bener aja, orang itu langsung ngajak gue kenalan, di jabatnya tangan gue dan yang lebih parahnya lagi, segala pakai cipika-cipiki, oh no…#dasar lebay, perasaan gue ngga gitu-gitu amat. Baru pertama kali gue mendapat perlakuan seperti ini dari seorang manusia. Dan ngga sampai itu aja, frends, dia bener-bener minta gue untuk ngegigit tangannya, gile… gue  lihat matanya, berbinar-binar penuh harapan, dan dari sana memancar aura keseriusan yang sangat dalam, uekh… gue jadi ngga bernapsu lagi ni.

Gue tolak permintaannya, eh dia malah membujuk dengan lebay-nya. Gue tolak lagi, dia ancem gue pake bungkus coklat yang terbuat dari perak. Lo tau kan fampir Eropa paling takut sama segala sesuatu yang terbuat dari perak? Tetap gue tolak, biarlah gue mati dengan terhormat dari pada harus memangsa korban yang menyerahkan dirinya dengan pasrah. Eh… dia ngga jadi menjalankan ancamannya, kenapa ya?

“Kenapa?” Tanya gue heran.

“Kalau lo ngga mau gigit tangan gue, mungkin lo mau gigit leher gue? Gue tau fampir sukanya leher, lebih banyak darahnya—kan?” Ujarnya sambil menyerahkan lehernya dengan pasrah sambil menutupkan mata.

Apakah dia sungguh-sungguh? Mungkinkah dia tutup mata karna takut akan sakitnya? Wahai anak manusia, masalah apa yang engkau hadapi hingga memutuskan untuk mengahiri nyawa di ujung taringku? Ckckckc…

“Gue ngga punya masalah apa-apa. Gue tutup mata supaya gue bisa menikmati kematian gue yang akan berahir dengan indah!”

Oh no… apakah zaman sudah seedan ini? Bagaimana mungkin makhluk seperti ini bisa terlahir ke muka bumi? Gue ngga habis pikir. Gue pusing tujuh keliling. Tertegun. Terhenyak. Terhempas. Ter…ter, tertawa… lucu sih, kok ada ya orang seperti ini?

Melihat tingkah anak manusia yang begitu ajaib ini, gue batalin niat gue untuk ngisep darah manusia pada malam ini. Hilang napsu makan gue. Gimana ngga? Coba aja lo bayangin kalo combro yang pengen lo makan bisa ngomong “cepatlah makan aku! Aku sudah tidak sabar ingin kau kunyah, kau telan, kau cerna, hingga kau keluarkan lagi.” Masih napsu ngga lo? #oon gimana mau napsu kalo ada kata hingga kau keluarkan lagi? Ih.. jijay

“Oke, lo beruntung karna gue ngga akan pernah ngisep darah lo.” Ujar gue. Bukannya seneng, anak itu malah murung, mukanya pucat bagai orang yang tengah putus asa. Dia bujuk lagi gue beberapa saat, dan gue tetap menolak, akhirnya dia menyerah. Tapi ternyata gue ngga bisa lepas begitu aja dari dia, dia minta gue untuk nulis diary. Oh no… mungkinkah dia mencintai gue hingga ingin mengetahui seluk beluk kehidupan gue? Kisah cinta yang sungguh mengharukan, perjalanan cinta antara manusia dengan fampir, gue kira cerita kaya’ beginian cuma ada di novel dan film-film, hik hik hik. Hei… tapi tunggu dulu… diakan cowok, gue juga cowok. Gue sama dia sama-sama cowok. Homreng, dong! Oh no… jizay bin najizzz. Uekh…

Tapi karna kasian, dan kebetulan gue juga udah punya diary sebelumnya, gue setujui permintaan anak tersebut. Alangkah senangnya hati anak tersebut. Dia ngasih gue waktu sebulan untuk ngedit diary gue supaya layak terbit, ya… gak masalah sih, yang penting gue dapet komisi. Tapi jujur aja di Amrik sana gue ngga pernah belajar bahasa Indonesia #ya iya, lah jadi gue ngga bisa jamin kwalitas tulisan gue sesuai dengan selera orang Indonesia.

Setelah saling berjanji untuk bertemu di tempat dan waktu yang sama satu bulan lagi, anak itu berlari-lari saking girangnya. Edan! Ketemu fampir kok malah girang? Seharusnya dia ngga bisa tidur semalaman. Tapi biarlah, toh zaman sekarang segala sesuatu memang sudah berubah. Mungkin suatu saat nanti gantian manusia yang menghisap darah fampir. entahlah…
SHARE

Ansari Milah Ibrahim

Hi. I’m Designer of Ansorpunya.blogspot.com. I’m graduate from Khairul Bariyyah Islamic Boarding School and Gunadarma University, Java Programmer, Pro Evolution Soccer Player, Dreamer, IELTS score Hunter, Scholarship Hunter, Writer and I am not sure who I’m actually. Just inspired to make things looks better and better.

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :